Disiang bolong hari ini, kesedihan itu datang lagi.
Dia kembali menyalahkan semua argumen2 yang aku utarakan. Padahal belum genap satu per satu aku jelaskan, dia sudah menarik kesimpulan yang begitu melukai hatiku. Lebih dari teriris-iris, apa yang aku rasakan saat ini. Terlebih, ini sudah yang kesekian kalinya dia selalu menghujat argumen2ku.
Lantas, mau sampai kapan aku tak memiliki ruang untuk mendapatkan hak jika aku berada dalam posisi yang benar?
Aku selalu mengerem supaya tidak memiliki pikiran negatif tentang dia. Tapi aku juga tak bisa bohong, jika ada secuil hati ini yang mengatakan bahwa aku juga memiliki pikiran negatif tentangnya. Manusiawi bukan?
Kiranya aku mengalah, kenapa masih saja aku terlihat menjadi wanita yang serba salah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar