Senin, 27 Oktober 2014

Di antara Dua Pilihan

Sejenak kucoba memojokkan diri. Sendiri. Bersandar di sudut kamar. Tak lupa dengan ciri khasku,headset tertempel apik dilubang telinga.
Aku mulai mengotak-atik imajinasi itu lagi.
"Apa perlu aku menghilang sejenak, supaya aku tau bahwa kau benar2 membutuhkanku"
Aku sendiri tak tau kenapa bayang2 kalimat itu terus menghantuiku.
Memang aku sadar, aku hanyalah wanita yang masih belum menguasai apa itu 'cinta sejati'. Yang bagaimana itu usaha untuk mendapatkan sebuah 'ketulusan' yang nantinya bisa berujung disebuah 'kebahagiaan'.

Aku seakan dipaksa untuk berpikir dan terus berpikir. "Iya, tidak, aku coba, tidak, aku lakukan, tidak" aahhh aku semakin menjadi orang yang kebingungan mencari arah jalan pulang. Pontang-panting kesana kemari, kehausan percaya diri, kelaparan nutrisi semangat. Yaaa semacam remaja yang tanpa kegalauan bagaikan hidup tanpa asap kemustahilan.

Bagaimana ini? "Iya" "tidak". Ah. Uh. Ih. Huft.

Sisi roh putihku berkata
"Untuk apa bersandiwara, mencoba berpura-pura supaya tau kebenaran yang asli. Ingatlah semua yang didasari sandiwara, hasilnya akan berupa sandiwara pula. Iya kalo dia benar2 menampakkan keseriusannya, kalo tidak? Kalo dia tau kamu berpura2, pastilah air tobamu itu akan dibalas air raksa"

Sisi roh merahku berkata
"Sudahlah, tak ada salahnya mencoba. Yakinlah, setelah kamu menghilang beberapa saat, pasti dia akan merasa kehilangan. Dia akan mencarimu. Lakukanlah, segera!"

Aku harus bagaimana? Kedua kubu itu memang ada benarnya juga, tapi.... Aaahhh kalut aku.

"Kalo kamu bisa jujur, mengapa harus dengan pura2? Apakah dengan pura2, hasil yang kamu kehendaki akan satu tujuan denganmu? Lebih baik jujur, tanyakan padanya. Jangan kurangi dan lebihi ucapan kata hatimu. Tuhan denganmu"

"Tak selamanya jujur membawa nikmat. Orang jujur kalah sama orang bejo. Yang nasibnya selalu untung. Ya berdoa saja kamu termasuk orang bejo. Kekasihmu selalu untukmu. Yang penting lakukan dulu misi itu. Jangan sampai menyesal kalau dia selama ini hanya berpura2 mencintaimu dengan sebuah alasan yang hanya dia sendiri dan Tuhan yang tau"

Kubu2 itu terus dan terus melontarkan pendapatnya. Pertengkaran semakin panas dikala aku ditantang oleh kata hatiku sendiri.

Aku harus pilih yang mana? Keduanya masuk akal. Sama2 kuat. Entahlah..
Antara keberanian dan ketakutan, aku masih bimbang.
Antara percaya diri dan pecundang aku tak mau menjadi yang terhebat karena hal kecil "bisikan".
Aku ingin menjadi diri sendiri yang satu seruan. Ya atau tidak. Tapi itu sulit. Aku pikir, aku harus mimta perpanjangan waktu oleh sang waktu untuk bisa memilih yang terbaik diantara yang baik ini.

Yang jelas, aku masih ingat bagaimana inti trik jitu dari novel milik guruku jurnalistik yang aku lupa apa judulnya.
Jika kita sedang tertimpa masalah :
Tarik nafas dalam-dalam
Hembuskan perlahan
Rasakan
Ambilah jalan terbaik dari persentase terbanyak kata hati bicara
Lakukan dan hadapi masalah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#QUOTESOFME (PART 2)

Silahkan disimpan bila Anda mau. Boleh juga dijadikan caption di instagram Anda. Untuk lockscreen hp juga bisa. Syaratnya satu, jangan ab...