Aku setuju dengan opini yang
berbunyi seperti ini “jika kita enggan memulai sesuatu yang baru, mana bisa
kita menilainya baik atau buruk”
Akhir-akhir ini aku dibikin galau
dengan nasehat dan masukan dari seseorang yang tak jarang mampu membuat otakku menjadi
ngilu. Entahlah. Aku dan seseorang itu kerap berdebat mengenai “masalah orang
dewasa”. Saat aku bilang A dia membantah bilang B. Saat menurutku dia harus
melakukan tindakan A, ternyata dia malah melakukan tindakan B. Kita layaknya
orang yang diselimuti dengan tirai perbedaan yang sangat tebal. Sehingga, untuk
menaklukannya bisa jadi membutuhkan tenaga yang ekstra agar keduanya bisa
terlihat menyatu. Namun, hal baik dari perbedaan yang kerap kami tonjolkan
adalah, ada kata yang membuat kita menjadi yakin bahwa dibalik semua perbedaan
yang menempel pada diri kita masing-masing selalu ada kata “selalu berfikir
positif dan percaya bahwa perbedaan ini pasti bisa disamakan”.
Hai.. aku bingung. Bingung
mencari potongan-potongan puzzle tekatku yang cukup bisa dikatakan sebagai
seorang pemberani dan percaya diri. Kini, kemana perginya potongan-potongan
itu? Dulu, yang namanya niatan untuk mencoba sesuatu yang baru sangat kental
dalam jiwaku. Namun sekarang sudah berbeda.
Rasanya untuk mencicipi sesuatu
yang asing itu terasa amat memberatkan hati. Aku tak tahu apakah aku takut akan
resiko kedepannya atau bagaimana. Atau mungkin, jiwa baruku untuk menjadi
pribadi yang lebih berhati-hati dalam menganggapi stimulus yang diberikan dari
pihak lain adalah menjadi alasan mengapa kini aku enggan untuk mencobanya.
Entahlah akupun tak tahu apa yang terjadi dan apa yang sebenarnya aku inginkan.
Rasanya hal baru ini sangat aku
perhatikan dengan detail bagaimana kelanjutan kedepannya. Kalau dalam istilah
bahasa jawa “aku wanti-wanti pol karo sing siji iki”. Aku tak ingin salah arah.
Tak ingin tergesa-gesa untuk mencobanya. Kewaspadaan aku perhatikan
betul-betul. Jika kelak aku terjerumus, aku akan malu pada diriku yang kini menginjak
taraf sebagai orang dewasa. Masak iya, orang dewasa jatuh pada lubang yang
sama. Tidak jamannya lagi bukan?
Ada hal positif yang bisa diambil
dari sikap yang enggan untuk mencoba sesuatu yang baru itu. Aku menjadi lebih
selektif terhadap hal baru yang datang menghampiri. jika ada hal baru yang menyapaku,
aku mencoba menanggapinya dengan santai. Lagipula jika itu memang rejekiku, toh
rejeki itu tak kan jatuh ditangan orang lain. Semenarik apapun sesuatu yang
baru yang muncul di depan mata kita, waspadalah! Don’t judge the book by it’s
cover!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar