Minggu, 11 Januari 2015

Antara Orang Dewasa dan Status


Perputaran dunia begitu mengerikan. Tiba-tiba masalah yang kejam datang tanpa diundang. Terkadang juga kejutan teristimewa yang membuat hati bisa terlena juga datang secara tiba-tiba. Lantas apakah keterpurukan yang berlarut-larut juga patut diartikan juga sesuatu yang tiba-tiba pula?

Aku tak tahu lagi harus bertanya kepada siapa, mengapa akhir-akhir ini aku sering kali merasa dilema. Bukan hanya terhadap satu masalah saja, naum masalah yang lainnya juga mengikuti. Dan itu semua yang kerap membuat pikiran yang sudah kalut ini menjadi lebih kalut sekalut-kalutnya orang pernah merasakan hal seperti itu.

Sekarang, muncul satu pertanyaan lagi yang mungkin banyak sekali jawaban dari para responden yang berbeda-beda. “haruskah ada status jika keduanya saling peduli satu sama lain?”

Untuk sekarang, kapasitas memori otakku masih belum menyukupi untuk menyimpulkan jawaban dari pertanyaan di atas. Aku masih belum bisa konsisten untuk menarik jawaban permanen.

Terkadang aku berfikir bahwa jika ada sebuah status, semua yang ada dalam 2 jiwa berbeda yang kini telah disatukan, pastilah ada batasan tersendiri. Misalanya, jika salah satu dari kita bergaul dengan si A, si pasangan tidak suka, secara otomatis pergaulan kita dibatasi. Contoh yang lain, status terkadang merubah semua yang dulu sempat menjadi asik naum sekarang menjadi berisik. Ditarik dari realita, topik pembicaraan orang yang memiliki status sebagian besar menanyakan, “sudah makan belum?, lagi ngapain?”. Yang terkdang lebih menjengkelkan jika salah satu dari pasangan overprotective adalah mereka yang mengharuskan kita untuk tidak sering hang out sama teman. Juga, jika suatu ketika kita sedang asik quality time sama teman tiba-tiba ada SMS masuk berkata, “kalau udah sama teman, aku dilupain, SMS BBM lama balesnya, yaudah kamu ternyata lebih milih temen daripada aku”.

Yang diatas adalah kontra dalam suatu status. Lain lagi dengan si pasangan yang memiliki motto “teman oke, kita juga oke” maksudnya adalah oke saat quality time sama temen dia bilang “yaudah kamu ngumpul dulu sama temen, nanti kalau sudah selesai aku kabarin. Jangan sampai lupa waktu kalau main. I love you”. Memang ada tipe pasangan yang seperti itu, namun sulit untuk ditemukan tipe yang seperti itu.

Lantas yang bagaimana seharusnya dilakukan jika keduanya saling peduli dan ada something namun didalam something tersebut pastinya jauh dari ending yang nothing?

Di sisi lain, pernah juga anggapan lain melintas tajam dibenak, “buat apa status jika belum bisa serius?”

Orang pasti bangga jika dirinya meninggalkan status lajangnya namun itu semua baru sebatas pacaran. Katanya sih gini, “2015 masih jomblo heloooo?” lucunya lagi, status punya, namun semua masih dianggap seperti permainan yang kalau game over yang cari permainan baru. Semua orang pasti bisa jika status tersebut dianggap sebagai ajang adu gengsi. Jika hanya bilang “i love you sayang” namun sering kali mengulangi kesalahan yang sama apakah itu bisa dikatakan status yang tulus dan serius? Jika semua janji manis yang pernah diucapkan lewat lantunan bibirnya yang manis namun pada akhirnya diingkari apakah ini pantas dikatakan sebagai status yang dulu sempat dijanjikan untuk serius? Lantas, untuk apa semua itu jika semua yang pernah terllintas dalam janji, perkataan, dan perbuatan adalah hal berbau kepalsuan? Sia-siakah bukan sebuah status?

Oh Tuhan.. semakin gila rasanya jika aku terus menemukan jawaban-jawaban diatas sebuah jawaban yang belum pasti seperti ini. Begitu banyak pemikiran positif dan negatif yang terus menari dalam otak yang hampir tak terkendali ini.

Bicara soal status, “apakah lebih baik tak ada status namun keduanya saling berusaha serius untuk kedepannya?”

Menurutku, antara dewasa dan serius adalah dua hal yang berbeda namun memiliki keterkaitan yang tak bisa diganggu gugat. Pertama, “orang dewasa pasti akan berorientasi pada sebuah keseriusan”. Kedua, “orang dewasa pasti akan memperjuangkan sesuatu dengan serius”. Ketiga, “orang dewasa pasti tidak akan pernah meninggalkan suatu hal yang telah dianggapnya serius”

Jadi, menurutku jika kedua pasangan saling peduli satu sama lain dan sudah menyandang status dewasa pastinya tanpa dilandasi status terlebih dahulu, keduanya akan memiliki pemikiran untuk serius dalam menatap ketatnya persaingan masa depan ini. Selalin itu, orang dewasa pasti juga sudah paham bahwa yang mana yang patut untuk diseriuskan dan begitu sebaliknya. Karena notabennya, orang dewasa yang berakal tidak akan mengobral status, melainkan akan menyembunyikan status itu sampai akhirnya akan menampakkan status terkahirnya pada sebuah pelaminan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#QUOTESOFME (PART 2)

Silahkan disimpan bila Anda mau. Boleh juga dijadikan caption di instagram Anda. Untuk lockscreen hp juga bisa. Syaratnya satu, jangan ab...