Dear Riska
sahabatku di ujung Sidoarjo,
Apa kabar kamu? Aimisyuuuu
yis hahaha
Btw, aku sering
memanggilnya Yiska. Kalo versi panjangnya dedek Yiska. Yap dedek. Kenapa dedek?
Karena dia itu amat sangat baby face. Ah bukan juga sih. Emm gimana ya, aku
bingung juga nih mendeskripsikan dedekku yang satu ini. Gini-gini, riska ini
wanita, iyalah ya haha, putih, kurus kek triplek wkakak bercanda deh,
berjilbab. Terus, dia ini dulu se-SMP sama aku, SMP Negeri 1 Bojonegoro. Ya dulu
aku nggak kenal akrab sama dia, Cuma sekadar tau dia, tapi apakah dia tau aku? Ah
sudahlah itu tak penting hehe.
Pas SMP, aku tau
dia gara-gara dia adalah pacar temanku sekelas. Siapakah gerangan? Tet teret
tereeeettttt RAHASIA!!! Kepo nih pembaca hehe. Di facebook, aku stalking dia
gitu, gak tau kenapa dan karena faktor apa, aku mendadak jadi manusia super
kepo. Aku liatin foto profilnya, dan ada sesuatu yang bikin aku terkagum-kagum
olehnya. Eittsss bukan lesbi ya aku haha. Waaaahh riska ternyata pas SMP,
cantik binggo haha. Senyumnya sesksi, dia putih pula, ditambah hasil editan
fotonya itu beehhh pas banget, jadi makin sip aja. Yaa gak kalah lah dengan
aslinya, aslinya juga cantik dan putih kok. Begitulah kronologisnya aku
mengetahui sosok siapa itu riska.
SMA. Wuuu ini
nih jaman-jamannya para pemuda-pemudi Indonesia sering dibikin terbang trus
tiba-tiba dijatuhkan ke jurang, dan begitu seterusnya. Lebih tepatnya sering
mabuk cinta dan sering muntah nestapa. Haha. Ada cinta dibalik masa putih
abu-abu. Dan aku, memiliki segudang cerita untuk riska tentang cinta didalam
cinta. Belum pernah aku menceritakan secara detail bahwa aku punya dendam tersendiri
kepada riska. Hanya aku beserta hatiku, dan Tuhan Yang Maha Tahu.
Riska. Kamu tau
dendo kan. Ya dendo. Itu loh pacarmu hehe. Riska. Kamu pasti juga tau kan aku
adalah mantannya dendo hehe. Asal kamu tau ya, aku itu dulu benci mendalam sama
kamu dan pacarmu. Memang aku dan dendo sudah putus sejak kelas X. Tapi disini
aku ingin mengorek suatu hal kecil yang
sewajarnya kamu harus tau, karena kamu sahabat terbaikku. Mungkin bagimu ini
adalah masa lalu, tapi apa salah jika aku ingin terbuka denganmu. Bukankah kita
sebagai sepasang sahabat harus saling membuka tirai kejujuran satu sama lain? Sebelumnya,
maad riska, sudah menyebut merk nama “dendo” dan sudah memposting luapan-luapan
tulisan ini dalam socmed. Tak ada asalan apa-apa, aku hanya ingin jujur ke
kamu, bahwa dulu aku pernah membencimu. Tapi sekarang aku malah sangat
menyayangi dan membutuhkanku walau hanya sekadar untuk berbagi secuil cerita
suka dukaku. Ris, aku match banget curhat sama kamu. Nggak tau kenapa. Tapi ini
asli, solusimu sangat membantuku.
Yis, dulu kita
kan se-SMA ya. Kelas X kita tak sekandang. Taraaaa!!! Kelas XI dan XII kita
sama-sama menghuni ruang lingkup IPS1. Jujur, aku sangat amat syok waktu tau
daftar nama kelas baru kita. Yap. Jujur, dulu aku masih benci sama kamu
gara-gara kamu memikat hati bersama dendo. Awalnya ceritanya begini. Bintang imana,
kamu tau kan ris, pas di kantin pas aku juga sudah fix putus sama dendo aku
dibisikin dia “nis, kamu udah putus kan sama dendo? Aku bilang, “iya tang,
emang kenapa?” “gak papa, sekarang dia dekat sama riska”. Mendengar berita itu,
kupingku jadi sentitif abis. Rasanya untuk mendengar nama kamu dan dendo
rasanya aku ingin sekali marah, jengkel, secara waktu itu jarak antara aku
putus sama kamu jadian itu miris ris. Dendo hanya butuh waktu singkat. Dan kalian
jadian. Sakitnya tu disini *nunjuk hati*. Kita kan sama-sma wanita. Pasti taulah
move on itu butuh waktu yang gak singkat. So far, saat itu hampir satu
semester, intinya aku masih benci kamu ris.
Dan kamu tau
tidak, apa yang aku lampiaskan dalam satu semester itu? Gini critanya, kita kan
sekelas. Mau gak mau tiap hari harus ketemu dan harus berteman. Ris, maaf ya,
dulu itu untuk senyum sama kamu aja, aku itu fake smile. Aku masih belum bisa
move on soalnya. Apalagi omong-omong sama kamu, wah rasanya aku malas. Dan hal
yang paling membuat aku teriris, saat kamu diantar jemput dendo. Memang itu
hakmu dan itu juga hakku juga kan mau iri atau jealous. Toh kita juga punya
hati. Dan kamu tau posisi teratas apa yang membuat aku semakin tersakiti? “riska,
waahh enak e cah diantar jemput dendo. Ngenteni dendo yo ris” masih teringat
jelas kata-kata manda teman sekelas dendo waktu pulang sekolah saat kamu
berjalan menuju pintu gerbang dan sedang menunggu dendo mengambil motornya dan
saat itu juga aku berada tepat dibelakangmu dan mendengar jelas kata-kata kejam
yang sempat hampir membunuhku dalam kecemburuan. Riskaaaaa, saat itulah yang
membuat aku galau. Sakit. Patah hati.
Ada hal lain
juga yang dalam satu semester aku luapkan. Aku bersi keras belajar sekuat
tenaga demi mendapat rangking 1. Dulu, niatku memang buruk. “aku kudu iso
rangking 1. Kudu iso ngalahno riska. Kudu iso mbuktikno ning dendo, iki lo aku.
Isek pinter aku to daripada riska” begitulah ris, kata-kata terjahatku, niatan
burukku. Maaf riska, tapi itu dulu.. sumpah sekarang tak ada lagi kekejaman,
ketertutupan, keirian antara hubungan kalian berdua.
Selama satu
semester itu ris, aku sudah puas karena aku bisa mengalahkanmu. Maafkan aku
yang mungkin menurutmu aku jahat.
Tapi, dibalik
semua kekejaman hatiku, sungguh sekarang, detik ini, aku telah membuang
jauh-jauh rasa cemburu itu. Kamu juga tau kan, aku juga sudah meiliki pasangan.
Sungguh riska percayalah, aku memang membencimu tapi itu dulu.
Sekarang aku
tau, siapakah diantara teman terbaikku, ubur-uburku, yang aku anggap sebagai
teman curhat terbaikku. Dia adalah KAMU, RISKA.
Kamu ingat tidak
saat aku kaku, lemah tak berdaya, tak bisa menahan tangis saat Allah mengambil
sosok yang sangat aku cintai, Ibuku. Keluarga besar galaksi datang, kamu beada
di barisan terdepan bersama keke dan tika. Tapi siapakah yang aku jemput dan
aku peluk lalu kukotori seragam putih abu-abu dengan deraian air mata? Kamu riska,
kamu. Kamu ingat tidak? *semoga kamu ingat*. Entah mengapa diantara keke dan
tika, aku memilih kamu sebagai sahabat yang menurutku kamu adalah orang yang
tepat. Dari ujung gang sampai masuk kedalam rumah, aku terus memelukmu, aku
menangis dalam pundakmu. Dari situlah aku merasa dari moment-moment baik kita
sejak semester 2 kelas XI hingga semester 2 kelas XII dan bahkan hingga kita
resmi melepas almamater outih abu-abu kita, aku sangat menyesal telah menilaimu
buruk waktu dulu. Aku menyesal karena aku baru sadar, kamulah teman terbaikku.
Ada hal lain
juga yang didalamnya kamu termasuk sosok yang berpengaruh dari solusi
permasalahanku. Tapi dari hal-hal lain itu, moment diataslah moment saat aku
harus merasakan keterpurukan yang mendalam dan aku temukan sandaran yang tepat
yaitu dipundakmu.
Ris, beberapa
hari yang lalu kamu juga curhat padaku tentang adanya masalah kecil dari
keluargamu. Setelah aku baca blogmu yang “ini bukan aib” apakah itu yang kau
maksud? Iya atau tidak itu tidak penting. Yang jelas sekarang aku tau inti dari
curhatmu dulu yang setengah-setengah dan kamu memilih untuk merahasiakannya. Kamu
merasa ada kerenggangan dalam keluargamu. Kemarin aku juga sudah bilang “ris,
iku keluargamu. We haruse bersyukur di kek i kesempatan berkumpul karo mereka. We
ndue keluarga utuh di dunia. Sedangakan aku? Keluargaku hilang satu. Ibuku sekarang
berada di tempat yang berbeda. Ris, ilingo kuwi keluargamu” semacam itulah
caraku menasehatimu kemarin melalu pesan singat BBM.
Riksaaaa.. pada
intinya begitulah hal yang perlu kamu tau karena sekarang kamu adalah
sahabatku. Jika aku ada salah, please give me a sorry. Sungguh tittle blog ini
sebelumnya belum pernah aku bocorkan kepada siapa-siapa. Kamulah orang pertama
yang membuat aku kesal saat duduk dibangku kelas XI dan kamulah orang pertama
yang aku beritahu kekesalan yang sempat memukulku. Rasa cemburu yang dulu
sempat aku pendam padamu, kini akhirnya kamu ketahui juga.
Semoga dengan
adanya tulisan ini, kita bisa semakin erat. Aku tau kamu sudah punya KTP dan
itu tandanya kamu sudah dewasa. Orang dewasa pasti akan memaafkan keasalahan
sahabatnya dulu, dan orang dewasa pasti akan percaya kalau orang yang dulu
kubenci sekarang malah kucintai.
Percayalah rissss,
aku sekarang sangat amat dan masih menjadikan kamu teman curhat terbaikku. Kamulah
yang bisa memberi solusi panjang lebar. Aku nangis di vn saat gagal snmptn dan
sbmptn, aku galau masalah cinta, semua kamu respon. You’re my guardian angel
ris! Aku ingin keterbukaan dan kejujuran ini adalah ujung tombak kelanggengan
persahatan kita. Semoga kita bisa terus salaing support walau jarak memisahkan.
Iloveyou. Balaslah blog ini jika kamu mau. Jangan paksa hatimu untuk
membalasnya. Aku ingin ketulusan jari manismu memberikan umpan balik yang tanpa
paksaan dari siapapun.
Dan yang hal
yang paling aku takutkan adalah “kamu ilfil denganku, dan kamu blaklist aku
dalam daftar sabahat terbaikmu”. Jangan riksa jangaaaan. Kita bisa sama-sama
terus kan? Plissss.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar