Dorongan untuk menulis semakin
menggebu. Hari ini, Aku seakan dipaksa
oleh hati nurani untuk menciptakan sebuah kreasi melalui ukiran para kata. Tapi
aku belum tahu, topik apa yang pas untuk membuat sebuah cerita yang bernilai
guna. Sebenarnya banyak sekali ide yang hendak aku tuangkan ke sini. Tapi rasanya,
ide ini tidak matching. Lantas, dari mana aku mengawali tulisan ini? Dari a, b,
c, atau... ah aku semakin dibuat risau oleh ulahku sendiri yang kini sedang
kebingungan mencari ruang inovasi dalam hal menulis.
Hari ini cuaca indah. Wallpaper atap
dunia tampak membiru bersih, lengkap dengan hembusan semilir angin nan syahdu. Sayang,
hari ini aku tak mencuci baju, padahal cuacanya sangat pas untuk sesi
pengeringan baju secara alami.
Aku kembali dibuat seperti orang
kebingungan. Paksaan untuk menciptakan ukiran para kata yang baru terus
memenuhi volume otakku yang kini sedang kalut dengan banyak hal yang aku
sendiri juga tak tahu apa yang membuat kalut.
Kembali jari-jari ini berhenti
memencet keypad, seolah pikiran bingung apa lagi yang harus aku tulis. Sesekali
kali membaca tulisan ini dari awal, apakah tulisan ini layak aku lanjutkan? Tulisan
macam apa ini. Topik tak jelas, intinya belum ada. Ah. Aku tak peduli apapun,
siapapun yang nantinya akan menghujat tulisan ini, aku juga harus lapang
menerimanya. Toh, tulisan ini juga di post, pasti ada yang membacanya walaupun
sedikit.
Hei. Bagaimana ini? Sebenarnya topiknya
tulisan ini apa sih? Boro-boro pembaca tau, yang nulis ini saja tak tau apa
arti yang dia ketik. Ah.
Terdiam. Terkapar di depan layar
monitor. Hening. Hanya terdengar suara bisikan angin.
Layaknya hembusan nafas terakhir
yang kemudian sudah tak bisa menghembuskan nafas, aku sudah kehabisan kata-kata
untuk melanjutkan tulisan ini. Padahal ini belum dapat 1 lembar halaman. Bagaimana
ini? Masak iya sudah cukup sampai di sini? Aaaaa.. aku bingung. Ide yang
tadinya berdesak-desakan di otak kenapa secepat ini menghilang? Hei ide, di
mana kau? Aku membutuhkanmu. Bantu aku untuk menghasilkan sebuah cerita. Tolong,
bertamu lagi ke otakku. Ayo sini cepat. Kamu di mana sih? Sebentar lagi tulisan
ini mau jadi selembar lo. Ah. Waktuku jadi habis kan, untuk mencari kamu. Kamu sih
main pergi gitu aja. Nggak pamit nggak apa tiba-tiba hilang. Padahal kamu itu
detik ini adalah inspirasi aku untuk menulis. Kalau tidak ada kamu, mana
mungkin aku bisa lihai mengetik huruf demi huruf dan akhirnya, lihat! Aku bisa
menulis. Aku bisa membuat karya. Walaupun tak bermakna, bertema, bertopik, berinti, atau
apalah. Yang penting aku bisa mengutarakan apa yang ada diotakku lalu aku
salurkan lewat sebuah tulisan.
“kaaaakk..”, suara teriakkan
adekku yang baru saja pulang sekolah.
Dan dengan berat hati aku skip
dulu tulisan yang tak bermakna ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar